Berdasarkan data sementara penyaluran kredit yang dirangkum BI, penyebab utama perlambatan pertumbuhan kredit disebabkan oleh debitur korporasi. Tercatat, penyaluran kredit pada segmen korporasi sebesar Rp2.783,1 triliun atau melambat menjadi 8,1 persen dari bulan sebelumnya 9,4 persen.
Berdasarkan jenis penggunaannya, perlambatan pertumbuhan kredit terjadi pada kredit modal kerja yang penyalurannya tercatat Rp2.552,3 triliun.
"Kredit modal kerja (KMK) ini mengalami perlambatan dari 7,5 persen menjadi 6,1 persen," ujar Direktur Eksekutif-Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko, dikutip dari riset BI, Kamis (31/10).
Secara spesifik, perlambatan terjadi terutama pada sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) serta sektor industri pengolahan. Dalam hal ini, kredit modal kerja sektor PHR melambat dari 6 persen menjadi 5 persen secara bulanan pada September 2019.
"Terutama kredit yang disalurkan untuk subsektor perdagangan eceran makanan, minuman, atau tembakau di DKI Jakarta dan Lampung," jelasnya.
KMK dari sektor industri pengolahan juga mengalami perlambatan dari 11,2 persen menjadi 7,2 persen khususnya pada subsektor industri pengilangan minyak bumi, pengolahan gas bumi di wilayah Kalimantan Selatan.
Laju penyaluran Kredit Konsumsi (KK) pada September 2019 juga sedikit melambat dari 7 persen menjadi 6,9 persen. Penyebab utama perlambatan sektor ini disebabkan oleh perlambatan kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
Penyaluran KPR tercatat sebesar Rp499,3 triliun pada September 2019. Secara tahunan, pertumbuhannya 10,8 persen atau lebih rendah dari lajunya bulan lalu yang mencapai 11,3 persen. Perlambatan ini diprediksi dari KPR tipe di atas 70 di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Timur.Laju penyaluran kredit Kendaraan Bermotor (KKB) juga tergerus dari 3,1 persen pada Agustus 2019 menjadi 1 persen pada September 2019. Penyebab perlambatan ini karena kredit kendaraan roda empat di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Di sisi lain, kredit multiguna meningkat dari 9,5 persen pada Agustus 2019 menjadi 9,8 persen pada September 2019.
Sementara itu, perbankan menggelontorkan Rp1.415,6 triliun untuk kredit investasi. Jika dibandingkan Agustus, laju penyalurannya meningkat dari 12,7 persen menjadi 13 persen.
Peningkatan ini terutama berasal dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan yang meningkat 8,4 persen lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 7,8 persen.Suku Bunga Turun
Selain itu, BI juga mencatat suku bunga kredit pada September 2019 melandai sejalan dengan penurunan suku bunga acuan.
"Rata-rata tertimbang suku bunga kredit September 2019 sebesar 10,64 persen turun 6 basis poin dibandingkan 10,7 persen pada bulan sebelumnya," ujar Onny.
Kondisi serupa juga terekam pada suku bunga simpanan. Untuk simpanan bertenor 1 bulan, suku bunganya turun dari 6,52 persen menjadi 6,34 persen. Suku bunga bertenor 3 bulan merosot dari 6,71 persen menjadi 6,56 persen.
Suku bunga simpanan tenor 6 bulan tergelincir dari 7,17 menjadi 7,09 persen. Kemudian, untuk tenor 12 bulan, suku bunga turun dari 7,11 persen menjadi 7,10 persen. Terakhir, simpanan tenor 24 bulan, suku bunganya mengecil dari 7,04 persen menjadi 7,02 persen.
[Gambas:Video CNN] (age/sfr)
CNN Indonesia
November 01, 2019 at 02:32AM
https://ift.tt/2q3nDOV
BI Catat Penyaluran Kredit September 2019 Melambat
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BI Catat Penyaluran Kredit September 2019 Melambat"
Post a Comment