Raihan laba perseroan ditopang kenaikan pendapatan sebesar 9,95 persen dari US$3,21 miliar setara Rp44,94 triliun pada September 2018 menjadi US$3,54 miliar atau Rp49,56 triliun.
Pertumbuhan pendapatan disumbang oleh kenaikan pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 8,89 persen dari US$2,56 miliar menjadi US$2,79 miliar.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, perusahaan dengan kode saham GIAA itu berhasil menekan beban usaha. Tercatat, beban usaha turun tipis 1,96 persen dari US$3,35 miliar menjadi US$3,28 miliar.
Pemangkasan beban usaha terutama ditopang oleh pengurangan beban operasional penerbangan sebesar 4,5 persen dari US$2,02 miliar menjadi US$1,93 miliar.Namun, perseroan mengalami rugi selisih kurs sebesar US$13,91 juta. Kondisi ini berbanding terbalik dari raihan keuntungan selisih kurs tahun lalu sebesar US$52,35 juta. Beruntung, rugi selisih kurs berhasil ditutup dari kenaikan pendapatan lain bersih-bersih 42,61 persen dari US$9,55 juta menjadi US$13,62 juta.
Berkat kinerja tersebut, aset perseroan tumbuh 5,98 persen dari US$4,16 miliar di Desember 2018 menjadi US$4,41 miliar di September 2019.
[Gambas:Video CNN]
(ulf/bir)
CNN Indonesia
November 01, 2019 at 02:46AM
https://ift.tt/2WvHBOu
Sudah Tak Rugi, Garuda Indonesia Laba Rp1,71 T di Kuartal III
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sudah Tak Rugi, Garuda Indonesia Laba Rp1,71 T di Kuartal III"
Post a Comment