"... 'Selamat datang dulur-dulur kabeh', 'Luwih enak koncoan timbang musuhan', 'Jogo Suroboyo rek ojo sampe kisruh yo', 'Damaimu ngayemke Suroboyoku'...," begitu sekelumit tulisan pada poster yang dibentangkan para polwan tersebut.
Dikonfirmasi terkait poster tersebut, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan hal itu adalah upaya kepolisian untuk menyambut baik dan menjaga situasi unjuk rasa agar tetap kondusif.
"Itu adalah upaya memberikan kesejukan dalam rangka memberikan pengamanan unjuk rasa," kata dia, saat meninjau lokasi, Rabu (2/10).
Barung mengatakan dengan penyambutan baik tersebut, secara psikologis buruh diharapkan akan kooperatif selama melakukan unjuk rasa dan menyampaikan aspirasinya. Hal itu menghindari insiden bentrokan yang tak diinginkan.
Barung mengklaim, hal tersebut inisiatif dari Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan, untuk memberikan rasa humanis, psikologis dan pelayanan yang berbeda dalam giat pengamanan unjuk rasa.Total dalam hari ini, ada 40 polwan yang membawa poster selamat datang. Selain itu ada pula 80 polwan pasukan Asmaul Husna yang berpakaian busana muslim.
"Ini pertama kali, dan itu inisiatif Kapolda Jatim, untuk memmberikan rasa humanis, psikologis dan pelayanan yang berbeda," kata dia.
Wakapolda Jatim Brigjen Pol Toni Harmanto mengatakan, sedikitnya ada lima ribu buruh yang turun ke jalan hari ini di Surabaya. Mereka akan melakukan aksi di dua tempat, yakni Gedung DPRD Provinsi dan Kantor Gubernur Jatim.
Untuk mengamankan, Toni mengatakan sejumlah 3 ribu personel gabungan TNI-Polri. Ia menyebut nanti bakal ada pula pasukan Asmaul Husna yang bertugas mendinginkan suasana.
"Kita akan kerahkan pasukan asmaul husna. Semoga besok bisa berjalan dengan aman," katanya.
Sementara itu, Perwakilan massa buruh Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jatim, Nuruddin, mengatakan dalam aksi ini mereka bakal menyampaikan penolakan revisi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
Ia mengatakan RUU Ketenagakerjaan yang saat ini tengah digodok oleh DPR dan pemerintah pusat, merupakan bentuk perbudakan modern.
Hal itu lantaran dinilai bakal terjadi sebab pada sejumlah poinnya, RUU tersebut jelas tidak menunjukkan keberpihakan kepada kaum pekerja, melainkan berpihak terhadap kepentingan pengusaha."Wacana Revisi UU Nomor 13 Tahun 2003 yang digulirkan Pemerintah hanya mengakomodir kepentingan Pengusaha, sehingga materi revisi banyak menyimpang dari UUD 1945 yang hanya akan melahirkan perbudakan modern, kesenjangan sosial, mengancam demokrasi, mengurangi dan bahkan menghilangkan hak serta kesejahteraan buruh," kata Nuruddin, Rabu (2/10).
[Gambas:Video CNN]
Nuruddin memaparkan poin-poin bermasalah itu antara lain penghapusan pesangon pekerja/buruh, penghilangan batasan jabatan tertentu untuk pekerja asing, penghapusan pasal mogok kerja (pelarangan mogok kerja), dan lainnya.
Selain itu, buruh juga juga menuntut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa agar memenuhi janjinya soal sistem jaminan pesangon. Hal itu, kata Nuruddin, telah dijanjikan Khofifah saat peringatan hari buruh internasional, 1 Mei 2019 lalu.
(frd/kid)CNN Indonesia
October 02, 2019 at 10:05PM
https://ift.tt/2opFZc3
Buruh Jatim Demo, Polwan Bawa Poster 'Selamat Datang'
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Buruh Jatim Demo, Polwan Bawa Poster 'Selamat Datang'"
Post a Comment