Search

Partai Demokrat Undang Trump Bela Diri soal Upaya Pemakzulan

Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua DPR Amerika Serikat yang berasal dari Partai Demokrat, Nancy Pelosi, mengundang Presiden AS Donald Trump untuk memberikan keterangan seputar inisiatif upaya pemakzulan.

Pelosi mengatakan Trump dibebaskan memberikan jawaban secara langsung kepada tim investigator, maupun secara tertulis.

"Jika dia [Trump] memiliki informasi yang bersifat membebaskan [dari upaya pemakzulan]... kemudian kita akan melihat untuk membandingkannya," ujar Pelosi saat diwawancara stasiun televisi Amerika, CBS dalam acara Face the Nation seperti dilansir AP, Minggu (17/11).

Senator dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, membenarkan perihal bakal diundangnya Donald Trump--Presiden AS yang berasal dari Partai Republik tersebut.

"Kalau Donald Trump tidak setuju dengan apa yang ia dengarkan, bukan berarti [hasilnya] akan sesuai dengan apa yang ia ikuti dalam hearing, dia tak seharusnya berkicau [lewat twitter]. Dia harus datang kepada komite dan memberikan keterangan di bawah sumpah.," ujar Schumer secara terpisah.

Schumer mengatakan desakan Gedung Putih untuk menghalangi saksi guna bekerja sama memunculkan pertanyaan: "Apa yang dia sembunyikan?"

Komite Intelijen di DPR Amerika Serikat tengah mempersiapkan pekan kedua hearing publik sebagai bagian dari upaya pemakzulan Trump. Salah satu yang diminta keterangannya adalah Gordon Sondlan. Sondlan merupakan Duta Besar yang diutus pemerintah AS di bawah Trump untuk Uni Eropa.

Dia adalah satu-satunya yang bicara, karena yang lain 'diblok' Gedung Putih sehingga melewati pemberian keterangan di depan komite investigasi dengan alasan 'penyelidikan palsu'.

Donald Trump dituding ingin mengintervensi pemilihan umum 2020 menggunakan bantuan negara asing, termasuk dengan menelepon Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

Tudingan ini terangkum dalam aduan pembocor rahasia (whistleblower) yang dirilis oleh Komite Intelijen Dewan Perwakilan AS pada Kamis (26/9), di tengah proses pemakzulan sang presiden.

Dalam pemberian keterangan pada Sabtu (16/11) lalu, mantan Dewan Keamanan Nasional Tim Morrison mengatakan Sondland memberi tahu dirinya bahwa ada diskusi langsung soal Ukraina dengan Trump.

Morrison mengatakan Sondland dan Trump telah berkomunikasi setidaknya lima kali antara 15 Juli dan 11 September 2019 --pekan-pekan di mana US$391 juta bantuan Amerika Serikat ditahan dari Ukraina sebelum dirilis.

Bukan hanya itu, Morrison menceritakan Sondland mengabari pejabat elite Ukraina bahwa bantuan vital militer AS mungkin akan diberikan asal jaksa di negara itu mengumumkan membuka investigasi Burisma, perusahaan gas yang mempekerjakan putra Joe Biden, Hunter.

Penyelidikan pemakzulan Trump dibuka setelah sang presiden terindikasi menyalahgunakan wewenang untuk menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky supaya melakukan penyelidikan terhadap anak Joe Biden, Hunter. Joe Biden bakal menjadi rival Trump di pilpres mendatang.

[Gambas:Video CNN]
Trump dituduh menekan Zelensky dengan cara menahan bantuan militer AS. Melalui beberapa kali komunikasi telepon, Trump meminta Zelensky untuk menyelidiki dugaan korupsi yang dilakukan Hunter Biden, yang merupakan anggota komisaris perusahaan energi Ukraina, Burisma.

Trump mengaku terlalu sibuk untuk menyaksikan gelaran sidang proses pemakzulan yang disiarkan secara publik di televisi pada Rabu (13/11). Trump menganggap sidang tersebut sebagai bentuk pembunuhan karakter dan hoaks.

"Saya terlalu sibuk hanya untuk menonton (sidang) itu. Itu adalah pembunuhan karakter dan hoaks. Saya terlalu sibuk untuk hal itu. Jadi saya hanya menunggu laporan terkait sidang itu," kata Trump kepada wartawan di Washington.

Meski mengklaim tidak peduli dengan proses pemakzulan yang dianggapnya sebagai upaya kudeta, Trump melalui Twitter tetap me-retweet sejumlah kicauan pihak yang menentang sidang tersebut.

(AP/kid)

CNN Indonesia
November 18, 2019 at 01:11PM
https://ift.tt/33UeW8A

Partai Demokrat Undang Trump Bela Diri soal Upaya Pemakzulan

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Partai Demokrat Undang Trump Bela Diri soal Upaya Pemakzulan"

Post a Comment

Powered by Blogger.