Mahasiswa Universitas Halu Oleo, Immawan Randi dan Yusuf Kardawi meninggal dunia saat ikut dalam unjuk rasa di depan Kantor DPRD Sulawesi Tenggara pada Kamis lalu (26/9).
"Saya sudah komunikasi (dengan polisi), saya kemarin, tolong diselesaikan dengan jalur hukum yang benar," ucapnya di gedung Kemenristekdikti, Jakarta, Senin (30/9).
Nasir juga mengaku telah meminta rektor universitas yang bersangkutan untuk melapor padanya. Ia mendorong agar pihak yang berwenang segera menemukan pelaku yang menyebabkan dua mahasiswa meninggal dunia.
"Harus menyelidiki mengapa itu terjadi kematian pada seseorang pada mahasiswa dan masyarakat, lah ini penyebabnya apa? Kematian kan ini kalau kematian itu siapa yang salah? itu harus kita cari," tutur Nasir.
Aksi unjuk rasa mahasiswa di depan Kantor DPRD Sulawesi Tenggara di Kota Kendari mengakibatkan dua mahasiswa meninggal dunia. Mereka adalah Immawan Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi. Keduanya merupakan mahasiswa Universitas Halu Oleo.
Mereka bersama mahasiswa lainnya ketika unjuk rasa dilakukan di depan Kantor DPRD Sulawesi Tenggara pada Kamis lalu (26/9).
Hasil autopsi menyatakan Randi tewas tertembak. Namun belum diketahui apakah akibat dari peluru tajam atau bukan.
Muhammad Yusuf Kardawi juga bernasib nahas. Dia mengalami luka berat di bagian kepala. Sempat dirawat intensif di rumah sakit, akan tetapi nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Mabes Polri lalu mengirim dua tim ke Kendari untuk menyelidiki kasus tersebut.
Unjuk rasa di depan kantor DPRD Sulawesi Tenggara berujung ricuh dan mengakibatkan dua mahasiswa meninggal (ANTARA FOTO/Jojon)
|
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan tim yang dikirim ke Kendari, Sulawesi Tenggara untuk sudah mulai bekerja. Dia berjanji hasil yang diperoleh nanti akan disampaikan kepada publik.
Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Merdisyam juga mengatakan pihaknya sudah menerima informasi bahwa proses penyelidikan sudah dijalankan.
"Seperti yang disampaikan, Kapolri sudah membentuk satu tim ya. Dan sudah disampaikan proses saat ini sudah sampai penyelidikan. Dan itu semua di bawah kendali Polri," tutur Merdi.
Merdi menyampaikan pihak Kepolisian mengedepankan asas praduga tak bersalah. Nantinya, juga akan ada tindakan tegas yang diambil jika memang ada anggota yang terbukti bersalah.
"Paling penting bagaimana kita berupaya bisa mengungkapkan permasalahan ini secara jelas sehingga masyarakat akan [menerima informasi yang] jelas," tambahnya.
Terkait pengawalan aksi demonstrasi yang dilakukan di beberapa wilayah Indonesia pada hari ini, termasuk Sulawesi Tenggara, Merdi mengatakan Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah memerintahkan agar peluru karet maupun tajam tak digunakan.
"Sudah menjadi ketegasan dari Pak Kapolri dalam menanggapi demo. Jangankan peluru tajam, peluru karet pun tidak diperkenankan," ujar Merdi.
[Gambas:Video CNN] (ani/bmw)
CNN Indonesia
October 01, 2019 at 12:52PM
https://ift.tt/2mlOl3I
Menristek Minta Polisi Usut Kasus 2 Mahasiswa Tewas Saat Demo
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menristek Minta Polisi Usut Kasus 2 Mahasiswa Tewas Saat Demo"
Post a Comment