Menurut Zulkifli soal Sara yang tak jadi berdoa di Sidang Akhir itu memang telah diputuskan oleh seluruh Pimpinan MPR dalam rapat Pimpinan sebelum Sidang Akhir berlangsung.
Dalam rapat itu yang ditunjuk untuk memimpin doa sebenarnya adalah Hidayat Nur Wahid selaku Wakil Ketua MPR. Soal nama Sara yang tiba-tiba muncul itu, kata Zulkifli, memang diajukan dan atas inisiatif dari anggota MPR Fraksi Gerindra.
"Fraksi Gerindra memang mengajukan Anggota MPR RI Saudari Rahayu Saraswati Djojohadikusumo sebagai pemandu doa, tapi dalam rapat nama Hidayat Nur Wahid yang muncul," kata Zulkifli melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (28/9).
Zulkifli juga tak merinci sebab ketidaksetujuan Muzani terkait Hidayat ini. Begitu juga Zulkfli yang tidak merinci kenapa nama Sara ditolak dan malah memunculkan nama Hidayat.
"Setelah melalui pembahasan yang melibatkan semua pimpinan MPR maka Pimpinan MPR memutuskan doa langsung dipimpin oleh Ketua MPR selaku Pimpinan Rapat Paripurna," kata dia.
Meski begitu, Zulkifli enggan menyampaikan secara rinci alasan dia dan pimpinan MPR lainnya menolak Sara memimpin doa.
"Semoga semua pihak dapat membicarakan ini secara lebih proporsional, dengan kepala dingin dan tidak melepaskan diri dari konteks yang diuraikan di atas," kata dia.
[Gambas:Video CNN] (tst/ain)
CNN Indonesia
September 28, 2019 at 09:23PM
https://ift.tt/2ntxaNL
Ponakan Prabowo Batal baca Doa Disebut Kesepakatan Pimpinan
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ponakan Prabowo Batal baca Doa Disebut Kesepakatan Pimpinan"
Post a Comment