ADB memproyeksikan negara berkembang di Asia hanya akan tumbuh di level 5,4 persen pada tahun ini dan 5,5 persen pada 2020 nanti. Proyeksi tersebut turun jika dibandingkan sebelumnya.
Pasalnya Juli lalu, ADB masih memproyeksikan ekonomi di Asia akan tumbuh 5,7 persen dan 5,6 persen. Di sisi lain, ekonomi China juga mereka ramalkan hanya akan tumbuh 6,2 persen tahun ini.
Pertumbuhan tersebut lebih lemah dari proyeksi Juli yang masih diramalkan bisa tumbuh 6,3 persen. Sementara itu untuk 2020, ADB memproyeksikan ekonomi Cina akan turun kembali ke level 6 persen.
Untuk Asia Tenggara, lembaga tersebut memperkirakan ekonomi kawasan tersebut akan tumbuh 4,5 persen pada tahun ini, lebih rendah dibanding proyeksi Juli yang 4,8 persen. Sementara itu untuk 2020 nanti, mereka memperkirakan ekonomi di Asia Tenggara akan bergerak lemah di level 4,7 persen atau lebih rendah dari proyeksi Juli lalu yang 4,9 persen."Konflik dagang antara China dengan AS kemungkinan akan awet sampai 2020, sementara itu di sisi lain kondisi ekonomi global juga lebih berat dari yang kita antisipasi sekarang ini," kata Kepala Ekonom ADB Yasuki Sawada seperti dikutip dari Reuters, Rabu (25/9).Perselisihan antara dua ekonomi terbesar di dunia berlarut-larut selama lebih dari setahun. Perselisihan dilakukan dengan perang tarif.
Kedua belah pihak sebenarnya sudah berupaya bertemu untuk meredakan ketegangan. Tapi sampai saat ini upaya tersebut belum membuahkan hasil.
[Gambas:Video CNN] (reuters/agt)
CNN Indonesia
September 26, 2019 at 11:27AM
https://ift.tt/2mN3I5m
ADB Sebut Perang Dagang Ancam Pertumbuhan Ekonomi Asia
Bagikan Berita Ini
0 Response to "ADB Sebut Perang Dagang Ancam Pertumbuhan Ekonomi Asia"
Post a Comment