Bendungan Lausimeme Siap Tahan Banjir Medan

Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian PUPR mewaspadai perubahan iklim yang dapat berdampak pada penyediaan air baku karena kemarau panjang hingga hujan yang bisa bikin banjir.

Kementerian itu juga menyatakan tantangan lainnya adalah degradasi aliran sungai di daerah hulu dan turunnya debit pada sumber air.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah membangun infrastruktur macam bendungan.

Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian PUPR terus meningkatkan program pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur bidang sumber daya air yang berkelanjutan.

Salah satu upaya serius pun dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Balai Wilayah Sungai (BWS) di bawah Ditjen SDA.

BWS Sumatera II sendiri sedang menghadapi tantangan dalam penyediaan kebutuhan air baku baik untuk irigasi dan air minum, juga pemeliharaan infrastruktur sumber daya air untuk sungai dan pantai.

Terkait dengan hal tersebut, Kepala BWS Sumatera II Roy Panagom Pardede menjelaskan pentingnya pembangunan Bendungan Lausimeme. Bendungan itu terletak di di Desa Kuala Dekah, Kecamatan Sibiru-biru Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah banjir yang berulang di Kota Medan. "Tubuh bendungan dengan mercu setinggi 77 meter dapat menahan banjir Kota Medan," kata Roy dalam keterangannya, Minggu (17/11).

Dia menegaskan bendungan ini merupakan alternatif untuk mengatasi permasalahan banjir di Kabupaten Deli Serdang yang terjadi akibat besarnya debit banjir Sungai Percut dan Sungai Deli.

Selain itu, bendungan dengan tipe inti tanah uruk batu itu memiliki volume tampungan efektif air sebesar 16,67 juta meter kubik. Roy menegaskan daya tampung itu akan bisa mengatasi permasalahan banjir di Kota Medan.

"Ia juga dapat menyediakan air baku sebesar 3.000 liter per detik. Selain itu, bendungan tersebut juga bermanfaat untuk PLTA sebesar 2,8 MW, dan menjadi kawasan wisata baru di Deli Serdang," papar Roy. (asa)